ya Allah jadikanlah aku orang yang mulia dihadapanmu dan jadikanlah aku orang yang sukses.
Translate this site to other languages

English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

  • BUDI DAYA JAMUR MERANG DENGAN KARDUS



    CIREBON : Meski usianya sudah mencapai 62 tahun namun Enjo Suharjo masih terlihat energik saat bercerita tentang usahanya merinstis pembuatan jamur kardus. Disebut demikian karena jamur merang (Volvarielle volvaceae) tersebut dibudidayakan pada median kertas kardus.

    Titik-titik putih bakal jamur merang nampak pada median jamur yang tertata rapi pada rak-rak yang terbuat dari kayu dan bambu dalam kumbung (rumah berdinding anyaman bambu berukuran 4x4 m) di lahan tidur milik instansi militer di Kota Cirebon. Ada lima kumbung yang berjajar rapi dan dua kumbung kecil sebagai tempat belajar bagi siswa ataupun masyarakat membudidayakan jamur kardus ciptaannya.

    Jamur kardus ternyata cocok tumbuh di Cirebon yang memiliki suhu panas. Jamur ini tumbuh optimal pada suhu 28 hingga 32 derajat Celsius. Meski demikian untuk mengatur pada keadaan suhu yang diperlukan rak-rak tempat median jamur tersebut ditutupi plastik bening dan suhunya dikontrol dengan thermometer.

    Dia mengatakan jamur kardus bukanlah teknologi baru. Pada 1985, ketika masih berdinas sebagai penyuluh pertanian, Enjo menemukan sekelompok petani di Kecamatan Losari, Kabupaten Cirebon, telah membudidayakan komoditas ini. Namun mereka tidak menggunakan media kardus, melainkan kertas bekas puntung rokok. Dia lalu mencoba merubah media jamur dengan kertas kardus dan berhasil.

    Sayangnya, seiring dengan perjalanan waktu, usaha petani di Losari ini tidak bertahan. Padahal, menurut Enjo, usaha ini menjanjikan keuntungan. Dengan masa panen tiga minggu untuk satu kali pembuatan media, keuntungan bisa dipetik sejak awal minggu ketiga.

    Dalam perhitungannya dari satu paket media dalam satu kumbung memerlukan sekitar 1 kwintal median kardus yang sudah dicampur dengan bekatul dan kapur. Paket tersebut menghasilkan minimal 50kg-60 kg jamur per bulan. Bahkan jika perlakuan petani bagus dalam 1 kwintal media jamur bisa menghasilkan lebih dari 1 kuintal jamur. Setiap bulan paket media jamur harus diganti dengan yang baru agar produksi jamur maksimal.

    “Pesarnya tidak sulit. Saya sendiri setiap minggu menyuplai sebuah rumah makan di Cirebon antara 15kg-20kg. Belum lagi pasar tradisional di Cirebon juga menerima jamur merang,” kata dia.

    Harga jamur dari tahun ketahun selalu naik, pada 2001 saat merintis jamur kardus harganya hanya Rp6.000 per kg namun sekarang bisa mencapai Rp15.000 ditingkat petani dan Rp18.000-Rp20.000 per kg ditingkat pengecer. Jadi bisa dihitiung omset setiap bulan yang bisa diperoleh petani jamur.

    Enjo mengatakan dari survei yang dilakukan kebutuhan jamur merang di pasar tradisional di Cirebon mencapai 2-3 kuintal perhari. Jumlah itu belum bisa dipenuhi oleh para petani jamur yang ada di Cirebon.


    Sumber Berita ( http://www.beritacerbon.com )


    PETANI JAMUR SELALU PANEN

    BANYUDONO(Joglosemar): Jamur merang diminati oleh konsumen dan mulai “dilirik” oleh petani. Pada dasarnya jamur merang dengan nama asing Volvariella volvacea ini sangat bermanfaat dan memiliki kelebihan vitamin tinggi terutama untuk kandungan proteinnya sehingga jenis jamur merang cukup menjanjikan untuk dikembangkan menjadi bahan pangan.
    Selain memiliki lahan pertanian yang masuk dalam kategori terluas di Boyolali, sejumlah petani di Kecamatan Banyudono juga tengah mengembangkan pertanian jamur merang tepatnya di dukuh Beranteharjo, Bangak, Kecamatan Banyudono.
    Hal tersebut dituturkan oleh Mahmuri salah seorang petani jamur merang di desa Bangak yang tergabung dalam kelompok tani jamur Wahyu Makmur. Ia menjelaskan pengembangan jenis makanan dari tanaman jamur merang bisa diolah bermacam-macam variai masakan sesuai dengan selera. “Selain sup, jamur merang juga bisa dibuat keripik atau sate,” ujarnya saat ditemui wartawan di tempat pembudidayaan, Sabtu (2/2).
    Ia menjelaskan bahwa produksi jamur bisa mencapai 30 kg per hari dengan harga jual Rp 10.000/kg Akan tetapi jika sudah sampai pasaran harga jamur bisa mencapai Rp 12.000 per kilogram.
    Kelebihan lain, panen jamur tidak mengenal waktu. Artinya bila dalam satu tempat budidaya ruang jamur yang berukuran 4x6 meter telah beberapa kali di panen dan tidak produktif kembali, lokasi lain sudah siap untuk diambil hasilnya panennya.
    Pasalnya, di lahan seluas kurang lebih 2000 meter persegi Mahmuri mendirikan bangunan tempat budidaya ruang jamur yang berjumlah lebih dari 5 tempat. Hingga bisa dipastikan panen selalu bisa terus berlanjut ketika satu tempat telah habis dipanen.
    Suhu Ruang
    Menurutnya ada hal utama yang harus diperhatikan dalam kondisi hujan seperti saat ini. Budidaya jamur merang dengan metode medium buatan seperti miliknya harus dipelihara dan harus selalu diperhatikan suhu ruangnya.
    Suhu yang paling tepat menurutnya berkisar 30 derajat. Ia menjelaskan bahwa apabila suhu terlalu rendah maka jamur akan terlalu lunak, untuk mengatasi hal itu petani jamur merang mengunakan alat pengasapan yang digunakan untuk menjaga kestabilan suhu yang berguna untuk menjaga kekenyalan jamur.
    Sementara itu untuk pengadaan bibit ia mengaku masih mendapatkan dari relasinya yang berada di Yogyakarta.
    Sedangkan untuk distribusi jamur merang hasil panennya ia mengaku selain untuk pasaran lokal Boyolali ia juga mendapatkan permintaan dari luar kota seperti Surakarta dan Semarang.

0 komentar:

Posting Komentar

Blogger news