Ilustrasi dari mikroskop yang digunakan
oleh Robert Hooke pada tahun 1664. Lensa objektif dipasang di ujung tuas
pengatur (G), dengan fokus pada spesimen menggunakan lensa tunggal (1)
Era
Robert Hooke dan Antoni van Leeuwenhoek
Robert Hooke (1635-1703) adalah matematikawan, sejarawan alam, dan ahli
mikroskopi asal Inggris.[2] Dalam bukunya yang terkenal, Micrographia
(1665), Hooke mengilustrasikan struktur
badan buah dari suatu jenis kapang[2] Ini adalah deskripsi pertama tentang mikroorganisme yang dipublikasikan.[2]
Orang
pertama yang melihat bakteri adalah Antoni van Leeuwenhoek (1632-1723),
seorang pembuat mikroskop amatir berkebangsaan Belanda.[2] Pada tahun 1684,
van Leeuwenhoek menggunakan mikroskop yang sangat kecil hasil karyanya sendiri
untuk mengamati berbagai mikroorganisme dalam bahan alam.[2] Mikroskop yang digunakan Leeuwenhoek kala itu
berupa kaca pembesar tunggal berbentuk bikonveks dengan spesimen yang
diletakkan di antara sudut apertura kecil pada penahan logam.[3] Alat itu dipegang dekat dengan mata dan objek yang ada di sisi lain lensa disesuaikan untuk mendapatkan fokus[3]. Dengan alat itulah, Leewenhoek
mendapatkan kontras yang sesuai antara bakteri yang mengambang dengan latar belakang
sehingga dapat dilihat dan dibedakan dengan jelas[3]. Beliau menemukan bakteri di tahun 1676
saat mempelajari infusi lada dan air
(pepper-water infusion).[2]Van Leeuwenhoek melaporkan temuannya
itu lewat surat pada Royal Society of London, yang dipublikasikan dalam bahasa Inggris pada tahun 1684.[2] Ilustrasi van Leewenhoek tentang
mikroorganisme temuannya dikenal dengan nama "wee animalcules".[2]
Era
Pasteur
Bertahun-tahun
setelahnya, banyak observasi lain yang menegaskan hasil pengamatan van
Leeuwenhoek, namun peningkatan tentang pemahaman sifat dan keuntungan mikroorganisme berjalan sangat lambat sampai 150
tahun berikutnya.[2] Baru di abad ke 19, yaitu setelah
produksi mikroskop meningkat pesat, barulah keingintahuan
manusia akan mikroorganisme mulai berkembang lagi.[2] Louis Pasteur dikenal luas karena teori Generatio
Spontanea, organisme hidup berasal dari organisme hidup juga.[2] Percobaan Pasteur menggunakan kaldu
yang disterilkan dan labu leher angsa membuktikan tentang adanya
mikroorganisme.[2]
Era
Robert Koch
Sejak
abad ke-16, telah diketahui bahwa ada suatu agen penyebab penyakit yang dapat
menularkan penyakit.[2] Setelah penemuannya, dipercaya bahwa mikroorganisme adalah agen yang dimaksud, namun belum
ada pernah ada bukti.[2] Robert Koch (1842-1910), seorang dokter berkebangsaan Jerman
adalah orang pertama yang menemukan konsep hubungan antara penyakit menular dan mikroorganisme dengan menyertakan bukti
eksperimental.[4][2] Konsep yang dikemukan oleh Koch
dikenal sebagai Postulat Koch dan kini menjadi standar emas penentuan penyakit
menular. [2]
Era
Mikrobiologi Umum
Mikrobiologi
umum merujuk pada aspek mikrobiologi non medis.[2] Dua raksasa yang dikenal pada era ini
adalah Beijerinck dan Winogradsky.[2] Keduanya memulai aspek mikrobiologi
lingkungan [5]
Martinus
Beijerinck dan Teknik Kultur Pengkayaan
Martinus
Beijerinck (1851-1931) adalah profesor berkebangsaan Belanda yang berkontribusi besar terhadap
teknik kultur pengkayaan.[2] Pada teknik ini, mikroorganisme diisolasi dari alam dan ditumbuhkan di
laboratorium dengan memanipulasi nutrisi dan kondisi
inkubasinya.[2] Dengan menggunakan teknik ini,
Beijerinck berhasil mengisolasi kultur murni berbagai mikroorganisme air dan
tanah untuk pertama kalinya.[2]
Sergei
Winogradsky dan Konsep Kemolitotrofi
Pekerjaan
Sergei Winogradsky (1856-1953), asal Rusia,
mirip dengan yang dilakukan Beijerinck, namun beliau mendalami bakteri yang
terlibat dalam siklus nitrogen dan siklus sulfur.[2] Konsep kemolitotrofi yang dicetuskannya
berkaitan dengan adanya hubungan antara oksidasi senyawa anorganik dengan
konservasi energi.[2] Dengan menggunakan teknik pengkayaan,
Winogradsky berhasil mengisioalsi bakteri pengikat nitrogen, Clostridium
pasteurianum yang bersifat anaerob, dan sebagai cikal bakal konsep fiksasi nitrogen.[2]
Mikrobiologi
Modern
Memasuki
abad ke-20, mulai berkembang dua cabang mikrobiologi yang masih saling
berhubungan: mikrobiologi dasar (basic) dan mikrobiologi teraplikasi (applied).[2] Mikrobiologi dasar mengacu pada
penemuan-penemuan baru di bidang ini.[2] Sedangkan mikrobiologi teraplikasi
mengacu pada aspek pemecahan masalah (problem solving) yang berhubungan
dengan bidang ini.[2] Sejak ditemukannya konsep tentang DNA
maka bidang mikrobiologi pun memasuki era molekuler.[2] Keberhasilan sekuensing DNA berhasil mengungkap hubungan
filogenetik (evolusi) di antara berbagai jenis bakteri.[2]
Istilah
yang dipakai pada anti mikroorganisme
Bakteriostatik :
Kemampuan menghambat perkembangbiakan bakteri temporer. [6] Jadi pada saat zat ini tidak ada,
bakteri dapat berkembangbiak kembali
Bakterisidal :
Bahan kimia yang mematikan bakteri secara permanen. [6] Disinfektan : Bahan - bahan kimia yang digunakan untuk mematikan mikroorganisme patogen yang ada pada benda mati. [6]
Steril :
Bebas dari kehidupan mikroorganisme patogen. [7] Septik : Adanya bakteri patogen di dalam jaringan hidup yang dalam suatu proses infeksi.[8]
Mekanisme
kerja dari zat anti mikroorganisme
- Perusakan DNA
- Denaturasi protein
- Gangguan pada gugus Sulfhidirl
- Antagonisme kimiawi
- perusakan pada dinding sel bakteri
Faktor
- faktor yang memengaruhi resistensi mikroorganisme terhadap Zat - zat
Antimikroorganisme
- Unsur - unsur Fisik, yang meliputi :
- Panas
- Penyinaran oleh sinar uv
- pendinginan pada suhu yang standar
- Unsur - unsur kimia, yang meliputi :
- Alkohol
- Ion logam berat
- Detergen
- Oksidator
0 komentar: