BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Makalah dengan judul metamorphosis dan kelainan perkembangan pada manusia ini di susun sebagai tugas dalam mengikuti mata kuliah perkembangan hewan. Alam terbentuk semata mata bukan karena kebetulan yang tidak disengaja, atau hanya terbentuk dari suatu ketiadaan menjadi sesuatu yang ada. Namun alam tercipta karena ada suatu Zat yang Maha Agung yang mengatur “Robb” dan menskenario hingga terbentuk sedemikian rupa dengan segala keteraturan. Kesempurnaan kreasi Tuhan tidak hanya terlihat dari rumitnya penciptaan bintang bintang dan seluruh isi alam angkasa luar yang begitu hebat. Dia pun menampakannya dalam bentuk tumbuh-tumbuhan serta hewan dan alam disekitar kita. yang mengisyaratkan kepada kita untuk berfikir dan merenungi ciptaan Allah. Karena lewat media alamlah kita lebih mengenal dan mempertebal iman kita.
“Dan sungguh dalam penciptaan langit dan bumi serta dalam pergantian siang dan malam ada tanda tanda (keagunganNya)bagi orang orang yang berakal“
Berangkat dari ayat tersebut melalui makalah ini penyusun mengajak para pembaca untuk bersama sama menyelami samudra keindahan dan keagungan kreasi ciptaNya,serta bertafakur dan mempelajarinya. Namun untuk membatasi ruang bahasan makalah ini, penyusun lebih mengfokuskan pada keunikan metamorphosis beberapa hewan dan jenis – jenis kelainan pada perkembangan manusia, faktor penyebab serta beberapa cara pengobatannya.
Kita ketahui metamorfosis adalah suatu proses biologi di mana hewan secara fisik mengalami perkembangan biologis setelah dilahirkan atau menetas. Proses ini melibatkan perubahan bentuk atau struktur melalui pertumbuhan sel dan differensiasi sel.
Metamorfosis biasanya terjadi pada fase berbeda-beda, dimulai dari larva atau nimfa, kadang-kadang melewati fase pupa, dan berakhir sebagai spesies dewasa. Akan tetapi beberapa orang kurang mengerti dan pahami tentang tahap metamorphosis itu sendiri jadi untuk mempermudah pemahaman tentang metamorphosis,makalah ini menyediakan beberapa gambar atau skema face-face metamorphosis beberapa hewan.
Selain itu makalah ini juga membahas masalah kelainan perkembangan khususnya pada manusia. mengingat dewasa ini, banyak ditemui gangguan-gangguan kelainan perkembangan pada anak-anak yang di sebabkan oleh banyak factor baik internal maupun eksternal. Makalah ini berisi macam-macam penjelasan mengenai kelainan-kelainan dalam perkembangan tersebut dan beberapa cara menangani dan pengobatannya. Diharapkan dengan makalah ini, para pembaca khususnya orang tua dengan cepat mengenali tanda-tanda awal kelainan perkembangan anak dengan demikian membantu anak mendapatkan terapi lebih dini, meningkatkan kualitas hidup dan mencapai potensinya yang optimal.
.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana proses Holometabola dan proses Hemimetabola
2. Apa Perbedaan antara Holometabola dengan Hemimetabola
3. Apa saja jenis-jenis kelainan perkembangan pada manusia
4. Apa saja faktor-faktor penyebab kelainan perkembangan pada manusia
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui proses Holometabola dan proses Hemimetabola
2. Untuk megetahui perbedaan antara Holometabola dengan Hemimetabola
3. Untuk mengetahui jenis-jenis kelainan perkembangan pada manusia
4. Untuk mengetahui faktor-faktor penyebab kelainan perkembangan pada manusia
BAB II
PEMBAHASAN
METAMORFOSIS
• Pengertian Metamorfosis
Metamorfosis adalah suatu proses biologi di mana hewan secara fisik mengalami perkembangan biologis setelah dilahirkan atau menetas, melibatkan perubahan bentuk atau struktur melalui pertumbuhan sel dan differensiasi sel. Beberapa serangga, amfibi, mollusca, crustacea, echinodermata, dan tunicata mengalami proses metamorfosis. Metamorphosis berasal dari bahasa Yunani yaitu Greek = meta (diantara, sekitar, setelah), morphe` (bentuk), osis (bagian dari), jadi metamorphosis merupakan perubahan bentuk selama perkembangan post-embrionik.
• Jenis-jenis metamorphosis
1) Metamorphosis sempurna (Holometabola)
2) Metamorphosis tidak sempurna (Hemimetabola)
1) Metamorphosis sempurna (Holometabola)
Merupakan metamorphosis yang melewati tahapan-tahapan mulai dari telur – larva – pupa - imago (dewasa). Perbedaan yang terdapat antara holometabola dan hemimetabola adalah face pupa atau kepompong, face ini hanya terjadi pada metamorfosis sempurna (holometabola). Sementara di dalam pupa, serangga akan mengeluarkan cairan pencernaan, untuk menghancurkan tubuh larva, menyisakan sebagian sel saja.
Sebagian sel itu kemudian akan tumbuh menjadi dewasa menggunakan nutrisi dari hancuran tubuh larva. Proses kematian sel disebut histolisis, dan pertumbuhan sel lagi disebut histogenesis.
Contoh Holometabola pada kupu-kupu dan katak :
Metamorfosis kupu-kupu
1. Pertama-tama, kupu-kupu akan bertelur
2. Setelah 4 hari Telur tersebut akan menetas menjadi Larva (ulat)
3. Selama 2 minggu Ulat tersebut akan berubah bentuknya menjadi panjang.
4. Ulat kemudian menjadi kepompong atau pupa selama 10 hari.
5. Kemudian tidak berapa lama menjadi kupu-kupu dewasa dan dapat bertahan hidup 2-6 minggu.
Salah satu cotoh metamorphosis sempurna juga terjadi pada kelas amphibia yaitu katak (Rana pipiens).
Metamorfosis pada katak banyak sekali mengalami perubahan baik secara morfologi maupun fisiologi, berikut adalah tahapan-tahapan metamorfosis sempurna pada katak :
Metamorfosis katak :
1. Tahap telur
Telur kodok ditutupi dengan kapsul mirip agar-agar yang mengembang saat menyentuh air. Pengembangan ini membuat volumenya membesar dan janin terlindungi. Telur-telur ini bertumpuk dalam satu tumpukan agar kelangsungan hidup lebih terjaga dan panas juga lebih dapat bertahan. Akibatnya kecebong dapat menetas dalam waktu singkat. Banyak katak dan kodok memakai danau atau sungai yang mengering di masa tertentu, karena hal ini mencegah hewan datang memakan telur dan kecebong mereka.
2. Tahap kecebong (3 hari)
Kecebong memiliki kepala besar dan tegak. Ada insangnya dan mulut yang terbuka untuk makan. Insang luar muncul tiga hari setelah kecebong keluar dari telur
3. Tahap kecebong lanjutan (4 minggu)
Insang luarnya tertutup kulit tubuh dan digantikan oleh insang dalam. Mereka memakan ganggang,dan kaki belakang muncul.
4. Perubahan kedua (6 minggu)
Kecebong mulai terlihat seperti kodok kecil dengan ekor panjang. Mereka berenang di tepi sungai secara berkelompok. Ekor ini kemudian memendek dan mulai berbentuk seperti bumerang.
5. Perubahan lanjutan kedua (9 minggu)
Sejenis jaringan terbentuk dan membagi atrium jantung. Akibatnya jantungnya kini memiliki tiga ruangan, yang membantu aliran darah antara jantung dan paru-paru.
6. Perubahan lanjutan ketiga (16 minggu)
Kecebong telah memiliki kaki belakang yang kuat. Matanya juga telah menonjol dan ekornya sangat pendek.
7. Perubahan terakhir
Kodok-kodok dewasa berkumpul di tepian sungai sebelum meninggalkan air untuk pertama kalinya. Mereka melakukan ini secara berkelompok.
Selain katak beberapa hewan juga mengalami metamorfosis sempurna contohnya : lalat, nyamuk, dan lebah.
2) Metamorphosis tidak sempurna (Hemimetabola)
Merupakan metamorphosis yang melewati 2 tahapan yaitu dari telur menjadi nimfa kemudian menjadi hewan dewasa. Biasanya metamorfosis ini terjadi pada serangga seperti capung, belalang, jangkrik dan lainnya.
Contohya terjadi pada metamorfosis belalang. Belalang adalah serangga herbivora yang terkenal sebagai hama dengan kemampuan melompat mumpuni (dapat mencapai jarak hingga 20 kali panjang tubuhnya). Pada umumnya belalang berwarna hijau atau cokelat. Belalang terkait erat secara biologis dengan kecoa dan jangkrik dan masuk dalam kelompok serangga Orthoptera. Saat ini terdapat lebih dari 20.000 spesies belalang.
Metamorfosis pada belalang diawali dari telur. Telur akan menetas menjadi nimfa. Nimfa merupakan stadium atau fase (tahap) antara telur dan dewasa. Nimfa berbeda dengan bentuk dewasa karena ukurannya lebih kecil. Nimfa mengalami proses pertumbuhan dengan cara mengalami pergantian kulit (molting) secara terus menerus yang disebut: ekdisis. Face ini disebut instar. Tahapan terakhir dalam metamorfosis (pada serangga) dinamakan : imago.
Secara singkat tahap-tahap metamorfosis tidak sempurna pada belalang dapat dilihat pada skema berikut :
Telur Nimfa Imago (dewasa)
Metamorfosis belalang (Valanga nigricornis)
Selama masa pertumbuhan, nimfa belalang akan mengalami ganti kulit berkali kali (sekitar 4-6 kali) hingga menjadi belalang dewasa dengan tambahan sayap fungsional. Masa hidup belalang sebagai nimfa adalah 25-40 hari.Setelah melewati tahap nimfa, dibutuhkan 14 hari bagi mereka untuk menjadi dewasa secara seksual. Setelah itu hidup mereka hanya tersisa 2-3 minggu, dimana sisa waktu itu digunakan untuk reproduksi dan meletakkan telur mereka.
Total masa hidup belalang setelah menetas adalah sekitar 2 bulan (1 bulan sebagai nimfa, 1 bulan sebagai belalang dewasa), itupun jika mereka selamat dari serangan predator. Setelah telur yang mereka hasilkan menetas, daur hidup belalang yang singkat akan berulang.
Selain pada belalang beberapa hewan juga mengalami hemimetabola contohnya capung. Capung berkembang dari telur, habitat awal capung atau larfa capung berada di dalam air dan menjadi capung dewasa dengan cara molting atau berganti kulit tanpa melalui proses menjadi pupa atau kepopompong.
Metamorfosis Capung
Untuk dapat mengetahui suatu hewa dengan hemimetabola kita bisa melihat bentuk serangga yang baru menetas (nimfa). Ninfa pada face hemimetabola tidak jauh berbeda dengan bentuk serangga dewasa (imago). Perbedaan yang mencolok adalah nimfa tidak memiliki sayap. Sayap nimfa akan tumbuh secara bertahap sehingga menyerupai bentuk dewasa.
KELAINAN PERKEMBANGAN PADA MANUSIA
• Pengertian Perkembangan
Perkembangan adalah perubahan – perubahan kearah yang lebih maju, lebih dewasa dan lebih matang. Perkembangan anak merupakan sesuatu yang kompleks. Artinya banyak factor yang mempengaruhinya, baik factor bawaan atau lingkungan, Yang kedua-duanya saling mempengaruhi satu sama lain. Perkembangan dapat di artikan sebagai perubahan yang sistematis, progesif, dan berkesinambungan dalam diri individu sejak individu itu lahir hingga akhir hayatnya.
• Pengertian kelainan perkembangan
Kelainan dalam Perkembangan adalah sesuatu faktor yang menghambat perubahan – perubahan kearah yang lebih maju, lebih dewasa dan lebih matang pada mahluk hidup.
• Jenis-Jenis Kelainan Perkembangan
1. Autis
Autis adalah salah satu gangguan perkembangan yang disebabkan oleh kelainan di otak. Sampai sekarang, para ilmuwan belum bisa menemukan penyebab kelainan otak tersebut. Kelainan Autis bervariasi dari gangguan yang ringan sampai yang sangat berat. Autis tidak selalu berkaitan dengan penarikan diri dari orang-orang tetapi bagaimana mereka berinteraksi, berkomunikasi, berperilaku dan belajar dengan cara yang berbeda dari orang lain. Faktor penyebab Autis antara lain :
1. Genetik
Keluarga yang memiliki satu anak autisme memiliki peluang 1-20 kali lebih besar untuk melahirkan anak yang juga autisme. Penelitian pada anak kembar menemukan, jika salah satu anak autis, kembarannya kemungkinan besar memiliki gangguan yang sama. Secara umum para ahli mengidentifikasi 20 gen yang menyebabkan gangguan spektrum autisme. Gen tersebut berperan penting dalam perkembangan otak, pertumbuhan otak, dan cara sel-sel otak berkomunikasi.
2. Pestisida
Paparan pestisida yang tinggi juga dihubungkan dengan terjadinya autisme. Beberapa riset menemukan, pestisida akan mengganggu fungsi gen di sistem saraf pusat. Zat kimia dalam pestisida berdampak pada mereka yang punya bakat autisme.
3. Obat-obatan
Bayi yang terpapar obat-obatan tertentu ketika dalam kandungan memiliki risiko lebih besar mengalami autisme. Obat-obatan tersebut termasuk valproic dan thalidomide. Thalidomide adalah obat generasi lama yang dipakai untuk mengatasi gejala mual dan muntah selama kehamilan, kecemasan, serta insomnia.
Obat thalidomide sendiri di Amerika sudah dilarang beredar karena banyaknya laporan bayi yang lahir cacat.
4. Usia orangtua
Makin tua usia orangtua saat memiliki anak, makin tinggi risiko si anak menderita autisme. Penelitian yang dipublikasikan tahun 2010 menemukan, perempuan usia 40 tahun memiliki risiko 50 persen memiliki anak autisme dibandingkan dengan perempuan berusia 20-29 tahun. Memang belum diketahui dengan pasti hubungan usia orangtua dengan autisme. Namun, hal ini diduga karena terjadinya faktor mutasi gen.
5. Perkembangan otak
Area tertentu di otak, termasuk serebal korteks dan cerebellum yang bertanggung jawab pada konsentrasi, pergerakan dan pengaturan mood, berkaitan dengan autisme. Ketidakseimbangan neurotransmiter, seperti dopamin dan serotonin, di otak juga dihubungkan dengan autisme.
Tanda-tanda autis :
Anak autis dapat memiliki gangguan dalam bidang sosial, emosional dan komunikasi. Mereka cenderung melakukan kegiatan tertentu berulang-ulang dan tidak ingin mengubah aktivitasnya sehari-hari. Sebagian besar anak-anak autis memiliki cara berfikir, belajar dan bereaksi yang unik. Kelainan autis muncul pada masa kanak-kanak dan berlangsung seumur hidup.
Anak autis dapat memiliki tanda-tanda diantaranya ketertarikan pada hal-hal yang yang membahayakan, memiliki masalah berhubungan dengan orang lain atau tidak tertarik dengan orang lain sama sekali, sulit memahami perasaan orang lain dan sulit mengungkapkan perasaannya, kesulitan menyesuaikan diri dengan hal baru atau perubahan, fisik anak autis tidak jauh berbeda seperti orang normal hanya saja terdapat pada perbedaan pada gerak refleksnya.
Sumber : http://artikelkesehatananak.com
Yang harus dilakukan jika anak memiliki ciri-ciri autis :
Bicarakanlah dengan dokter. Jika dokter berpikir bahwa masalah tersebut serius, maka anda perlu menemui Dokter anak spesialisasi perkembangan, karena belum di temukan obat untuk mengobati penyakit ini, kecuali terapi. Saat ini penanganan anak autis adalah terapi perilaku. Semakin cepat terapi diberikan semakin banyak potensi yang bisa dicapai.
2. ADHD
Attention-deficity/hyperactivity disorder (ADHD) adalah gangguan neurobehavioral yang sering terjadi di masa kanak-kanak. Awal terdiagnosa biasanya di masa kanak-kanak dan bisa berlanjut hingga dewasa. Anak dengan ADHD memiliki kesulitan untuk memusatkan perhatian, kesulitan meredam perilaku impulsif (bertindak tanpa berpikir mengenai akibat dari tindakannya tersebut), dan, untuk beberapa kasus, anak terlihat terlalu aktif. Banyak faktor penyebab ADHD baik faktor internal (genetik) dan maupun eksternal (lingkungan).
Dalam melakukan deteksi dini gangguan perilaku ini maka perlu diketahui faktor resiko yang bisa mengakibatkan gangguan ADHD. Banyak bukti penelitian yang menunjukkan peranan disfungsi Susunan Saraf Pusat (SSP). Sehingga beberapa kelainan dan gangguan yang terjadi sejak kehamilan, persalinan dan masa kanak-kanak harus dicermati sebagai faktor resiko.
Selama periode kehamilan, disfungsi SSP disebabkan oleh gangguan metabolik, genetik, infeksi, intoksikasi, obat-obatan terlarang, perokok, alkohol dan faktor psikogenik. Penyakit diabetes dan penyakit preklamsia juga harus dicermati.
Pada masa persalinan, disebabkan oleh: prematuritas, post date, hambatan persalinan, induksi persalinan, kelainan letak (presentasi bayi), efek samping terapi, depresi sistem immun dan trauma saat kelahiran normal. Sedangkan periode kanak-kanak harus dicermati gangguan saluran cerna kronis, infeksi, trauma, terapi medikasi, keracunan, gangguan metabolik, gangguan vaskuler, faktor kejiwaan, dan terjadinya kejang. Riwayat kecelakaan hingga harus dirawat di rumah sakit,kekerasan secara fisik, verbal, emosi atau merasa diterlantarkan dan trauma yang serius akibat menerima perlakuan kasar.
Tanda-tanda ADHD :
Wajar jika seorang anak, pada suatu waktu, memiliki kesulitan untuk fokus dan berperilaku dengan baik. Namun demikian, anak-anak dengan ADHD, gejala-gejalanya berlanjut dan bukannya bertambah baik, mereka malah semakin merasakan kesulitan dan belajar. Anak-anak dengan ADHD biasanya memiliki kesulitan dalam memusatkan perhatian, sering melamun dan cepat marah, memiliki sifat acuh dan Sering lupa, selalu bergerak atau tidak dapat duduk dengan tenang, sering berperilaku seperti orang yang gelisah, terlalu banyak berbicara, tidak bisa bermain dengan tenang, dan bertindak atau berbicara tanpa berpikir.
Sumber : http://artikelkesehatananak.com
Yang harus dilakukan bila anak diduga mengalami ADHD :
Bicarakan hal ini dengan dokter anak anda atau perawat. Jika dokter anda memiliki kekuatiran mengenai ADHD. ADHD merupakan kelainan pada psikologi anak sedangkan fisik penderita ADHD seperti orang normal.
3. Gangguan Pendengaran atau Tuna rungu
Sumber : http://artikelkesehatananak.com
Gangguan pendengaran dapat bervariasi antar anak dan dapat disebabkan oleh banyak hal. Gangguan pendengaran ringan dan bersifat sementara dialami oleh sebagian besar anak saat timbul cairan di telinga tengah akibat alergi dan common colds. Terkadang akibat infeksi telinga, cairan menetap di telinga tengah; cairan ini kadang-kadang menyebabkan gangguan pendengaran yang dapat menunda proses belajar bicara anak dan apabila tidak di obati gangguan pendengaran dapat menjadi permanen.
Gangguan pendengaran dapat terjadi kapan saja semasa hidup, mulai dari sebelum lahir sampai dewasa. Faktor penyebab bayi lahir prematur, bayi-bayi dengan berat badan lahir rendah atau bayi-bayi yang terekspos infeksi rahim mungkin menderita gangguan pendengaran, akan tetapi hal ini juga bisa saja terjadi pada bayi-bayi dengan berat badan normal sewaktu lahir. Faktor genetik adalah penyebab gangguan pendengaran pada 50% bayi. Sebagian bayi-bayi ini mungkin mempunyai anggota keluarga lain yang bisu tuli. Penyakit, cidera, obat-obatan tertentu dan suara bising dapat menyebabkan anak-anak maupun orang dewasa mengalami gangguan pendengaran.
Yang dapat Anda dilakukan jika anak diduga mengalami gangguan pendengaran :
Segera hubungi dokter anda untuk melakukan tes pendengaran. Temui dokter spesialis THT sub spesialis THT komunitas. Jika anak anda berusia kurang dari 2 tahun tes BERA (Brain-stem Evoked-Response Audiometry) dapat dilakukan Karena tidak membahayakan .Anak anda tidak akan terluka, bahkan sebagian besar bayi tertidur lelap selama tes. Beberapa gangguan pendengaran dapat dicegah. Misalnya, beberapa vaksin dapat mencegah beberapa infeksi tertentu, seperti campak atau meningitis, yang dapat menyebabkan gangguan pendengaran. Gangguan pendengaran dapat mempengaruhi proses perkembangan bicara, bahasa dan kemampuan interaksi sosial anak. Semakin dini diatasi maka semakin mungkin potensi gangguan proses tersebut menjadi minimal.
4. Gangguan Penglihatan atau Tuna netra
Sumber : http://artikelkesehatananak.com
Gangguan penglihatan artinya penglihatan seseorang tidak bisa dikoreksi ke keadaan normal. Gangguan penglihatan bisa sangat bervariasi pada anak-anak dan bisa disebabkan oleh banyak hal. Gangguan penglihatan dapat disebabkan oleh kerusakan di dalam mata, koreksi bentuk mata yang kurang tepat atau karena masalah di otak. Bayi-bayi dapat dilahirkan dengan tidak bisa melihat atau gangguan penglihatan timbul saat usia berapa saja. Pemeriksaan ini menjadi sangat penting jika di keluarga terdapat anggota keluarga yang mengalami masalah penglihatan.
Salah satu mata yang mengalami gangguan penglihatan dapat terlihat juling, tidak dapat membedakan warna (buta warna), Salah satu atau kedua mata berair dan kelopaknya tampak kemerahan atau bengkak. Ada berbagai faktor yang menyebabkan kelainan penglihatan (ketunanetraan) seperti kelainan struktur mata atau penyakit yang menyerang cornea, lensa, retina, saraf mata dan lain sebagainya. Di samping itu kelainan penglihatan juga dapat diperoleh karena faktor keturunan misalnya perkawinan antar saudara dekat dapat meningkatkan kemungkinan diturunkannya kondisi kelainan penglihatan. Secara garis besar kelainan penglihatan dapat disebabkan karena beberapa hal yaitu:
1. Kelainan Refraksi
Bagi seseorang yang mengalami kelainan refraksi (pembiasan cahaya) tanpa disertai gangguan lain, biasanya dapat diperbaiki penglihatannya hingga menjadi normal dengan menggunakan kaca mata atau lensa kontak. Bagi penyandang kelainan refraksi yang telah dikoreksi dengan kaca mata biasanya tidak ada masalah dengan penglihatannya kecuali jika kaca mata atau lensa kontak yang diresepkan baginya tidak dipakai. Beberapa kelainan refraksi meliputi:
a. Myopia dan Hyperopia
Dalam penglihatan normal, berkas cahaya paralel yang datang dari jauh akan terfokus pada retina. Jika bola mata terlalu panjang dari depan ke belakang, maka berkas cahaya itu terfokus di depan retina dan hal ini mengakibatkan penglihatan menjadi kabur atau buram.
Seseorang yang mengalami myopia sering dikatakan memiliki penglihatan dekat (nearsightedness) karena ketajaman penglihatannya bagus pada jarak dekat tetapi mengalami masalah pada jarak jauh. Pada penderita myopia image obyek yang dilihat tidak jelas, masalah ini terjadi selain karena bola mata lebih besar dari pada yang normal juga dapat terjadi pada bola mata yang normal tetapi elastisitas lensanya kurang baik dan kekuatan refraksi lensa dan cornea menguat.
Dalam kebanyakan kasus myopia, pemanjangan bola mata itu hanya sedikit dan tidak terus memanjang, dan koreksi dapat dilakukan dengan pemakaian kaca mata. Akan tetapi, dalam sejumlah kecil kasus myopia, bola mata memanjang terus. Kondisi ini dikenal dengan istilah progressive myopia atau high myopia, dan ketajaman penglihatan yang normal tidak akan dapat dicapai dengan pemakaian kaca mata ataupun lensa kontak. .
Sebaliknya jika bola mata lebih kecil dari yang normal atau lensa dalam keadaan tidak dapat berakomodasi dengan baik sehingga bentuknya cenderung cekung, akibatnya image obyek yang sedang dilihat difokuskan di belakang retina dan pada kondisi seperti ini penderita merasakan penglihatannya menjadi kabur. Kelainan seperti ini disebut hyperopia atau penglihatan jauh (farsightedness). Penderita hyperopia mengalami penurunan ketajaman penglihatan dan mengalami gangguan penglihatan pada jarak dekat tetapi normal pada jarak jauh.
Dalam kasus hyperopia yang parah penglihatan menjadi tidak efektif. Hyperopia sederhana dapat dikoreksi hingga ke penglihatan normal dengan mengunakan lensa cembung (lensa plus) sehingga berkas cahaya terfokus pada retina. Permasalahan biasanya timbul hanya apabila kondisi ini disertai kondisi penglihatan lain seperti katarak. Dalam kasus seperti ini, meskipun kaca mata akan diresepkan, tetapi ketajaman penglihatan tetap akan berkurang dan kondisi ini dapat disertai dengan keadaan juling.
b. Presbyopia
Dengan meningkatnya usia, seseorang pada umumnya mengalami penurunan fungsi akomodasi sehubungan dengan lemahnya elastisitas lensa dan cairan lensa yang mengeras. Oleh karena gangguan penglihatan ini umumnya berkaitan dengan meningkatnya usia maka, keadaan ini disebut presbyopia. Presbyopia biasanya terjadi pada usia 40-an dan penderita mengalami penurunan ketajaman penglihatan dan mengalami gangguan untuk membaca. Seseorang yang mengalami presbyopia dapat dibantu dengan sepasang kaca mata yang memiliki dua lensa. Lensa semacam ini disebut lensa bifocals, satu lensa untuk membantu menyebarkan (diverge) cahaya dan yang lain untuk memfokuskan (converge) cahaya.
c. Astigmatism
Penyebab utama astigmatism adalah bervariasinya daya refraksi cornea atau lensa akibat kelainan dalam bentuknya permukaannya. Hal ini mengakibatkan distorsi pada image yang terbentuk pada macula. Bila kasusnya sederhana, kondisi ini dapat dikoreksi dengan memakai kaca mata dengan lensa silindris, tetapi permasalahan menjadi lebih berat bila kondisi ini disertai myopia dan hypermetropia. Bila disertai dengan jenis gangguan penglihatan lain, koreksinya akan menjadi sulit dan dapat mengakibatkan berkurangnya ketajaman penglihatan bahkan kebutaan.
d. Katarak
Katarak adalah kelainan mata yang terjadi pada lensa di mana cairan dalam lensa menjadi keruh. Karena cairan dalam lensa keruh, lensa mata kelihatan putih dan cahaya tidak dapat menmbusnya. Orang yang mengidap katarak melihat seperti melalui kaca jendela yang kotor karena keruhnya lensa menghalangi masuknya cahaya ke retina. Katarak merupakan salah satu penyebab kebutaan yang utama baik pada anak-anak maupun orang tua.
2. Kelainan Lantang Pandangan
Penerimaan cahaya oleh otak sangat tergantung pada kualitas impuls yang ditimbulkan oleh retina. Terjadinya suatu hambatan atau kerusakan pada pusat penglihatan di otak atau bagian saraf tertentu akan menimbulkan gangguan penglihatan.
3. Kelainan Lain
a. Buta Warna, Seseorang yang tidak dapat membedakan warna disebabkan karena mengalami kerusakan atau kelainan pada sel receptor di retina yang berbentuk kerucut yang disebut cone. Seseorang yang buta warna biasanya ketajaman penglihatannya (visus) normal. Buta warna lebih banyak terjadi pada laki-laki dari pada perempuan.
b. Strabismus (juling) Istilah strabismus digunakan untuk menunjukkan suatu kondisi dimana image obyek yang dilihat tidak diterima secara baik oleh mata kanan dan mata kiri. Dengan kata lain kedua mata tidak bekerja secara bersama-sama karena tidak ada koordinasi yang baik antara otot-otot mata. Akibatnya dalam retina terdapat dua image terhadap satu obyek yang sedang dilihat. Kondisi ini disebut diplopia. Untuk menolong penderita strabismus dapat dilakukan operasi pada otot mata.
c. Nystagmus Nystagmus adalah suatu kondisi dimana mata bergerak secara cepat dan tidak teratur. Nystagmus dapat terjadi pada seseorang karena kelelahan atau stress dan juga dapat terjadi karena adanya kerusakan pada otak atau gangguan medis lain yang kronis. Penderita nystagmus tidak dapat melihat suatu obyek dengan baik karena matanya sselalu bergerak dan tidak dapat memfokuskan obyek yang sedang dilihat.
d. Glaucoma Glaucoma mengakibatkan meningginya tekanan di dalam bola mata yang dapat mempengaruhi suplai darah ke kepala syaraf optik. Terdapat beberapa jenis glaucoma: dapat merupakan penyakit tersendiri, atau dapat juga terkait dengan kondisi-kondisi lain, misalnya aniridia. Satu jenis glaucoma yang terjadi pada anak-anak adalah buphthalmos ("mata sapi"), yang ditandai dengan membesarnya satu mata atau kedua belah mata. Ini merupakan kondisi yang berbahaya, yang jika tidak diberi perawatan dapat merusak lensa, retina atau syaraf optik. Jenis-jenis glaucoma lainnya ditandai dengan berkurangnya bidang pandang dan kesulitan melihat di tempat yang gelap atau redup.
5. Cerebral Palsy
Sumber : http://artikelkesehatananak.com
Cerebral adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan otak. Palsy berarti kelemahan atau gangguan gerakan otot. Cerebral Palsy adalah sejumlah gangguan yang berkaitan dengan bergerak, mempertahankan keseimbangan dan postur tubuh, yang disebabkan oleh kerusakan otak. Kerusakan otak tersebut sering terjadi sebelum lahir atau saat setelah lahir. Kelainan yang tampak, berbeda-beda di setiap anak, anak dapat terlihat janggal, atau tidak mampu berjalan sama sekali.
Tanda-tanda Cerebral Palsy :
Tanda-tanda cerebral palsy sangat bervariasi, karena banyaknya tipe dan derajat penyakit ini. Ciri utama cerebral palsy adalah kegagalan mencapai kemampuan motorik pada waktunya. Berikut ini adalah tanda-tanda dimana diperlukan konsultasi dengan dokter.
- Anak diatas 2 bulan:
1. Tidak mampu mengangkat dan mengontrol gerakan kepala saat diangkat.
2. Saat digendong, kaki menyilang seperti gunting.
- Anak diatas 6 bulan:
1. Mengalami kesulitan mengangkat kepala saat digendong.
2. Mengambil sesuatu dengan satu tangan saja, tangan yang lain selalu dikepal.
- Anak diatas 10 bulan:
1. Merangkak dengan menggeser tangan dan kaki seperti mengesot.
2. Tidak dapat duduk sendiri
- Anak diatas 12 bulan:
1. Tidak mampu merangkak.
2. tidak mampu berdiri meskipun berpegangan.
- Anak diatas 24 bulan:
1. Tidak mampu berjalan.
2. Tidak mampu mendorong-dorong mainan beroda.
Cerebral palsy disebabkan oleh kerusakan bagian otak yang mengatur gerakan otot. Kerusakan di bagian otak tertentu menimbulkan kelainan pada tubuh di bagian tertentu. Banyak hal yang dapat menimbulkan cerebral palsy, seperti genetic, pendarahan otak, infeksi otak, kekurangan oksigen di otak, atau trauma kepala akibat kecelakaan.
6. Ketidakmampuan Intelektual (Retardasi Mental)
Sumber : http://artikelkesehatananak.com
Ketidakmampuan intelektual, dikenal juga sebagai retardasi /keterbelakangan mental, adalah sebuah istilah yang digunakan saat seseorang memiliki keterbatasan kemampuan untuk belajar pada tingkat dan fungsi yang diharapkan dalam kehidupan sehari-hari. Tingkatan ketidakmampuan intelektual sangat bervariasi pada anak – dari masalah yang sangat ringan sampai yang sangat parah.
Anak-anak dengan ketidakmampuan intelektual memiliki kesulitan untuk menyampaikan keinginan dan kebutuhan mereka kepada orang lain, dan untuk merawat diri sendiri. Ketidak mampuan intelektual menyebabkan seorang anak belajar dan berkembang lebih lambat dibanding anak lain pada usia yang sama. Dibutuhkan waktu yang lebih lama bagi anak yang memiliki ketidakmampuan intelektual untuk belajar berbicara, berjalan, berpakaian, atau makan sendiri tanpa bantuan, dan mereka bisa mengalami kesulitan belajar di sekolah.
Faktor penyebab ketidakmampuan intelektual dapat disebabkan oleh masalah yang dimulai sebelum anak menginjak umur 18 tahun atau bahkan sebelum lahir. Hal ini dapat disebabkan oleh cedera, penyakit, atau masalah pada otak. Bagi banyak anak, penyebab ketidakmampuan intelektual mereka tidak diketahui. Beberapa penyebab paling umum dari ketidakmampuan intelektual – seperti sindroma Down (Down Syndrome), sindroma alkohol pada janin (Fetal Alcohol Syndrome, FAS), sindroma kerapuhan gen X (Fragile X Syndrome, FXS), kondisi genetik, cacat lahir, dan infeksi – terjadi sebelum kelahiran. Penyebab lainnya terjadi saat bayi dilahirkan atau sesaat setelah lahir.
7. Kelainan bawaan
Sumber : http://artikelkesehatananak.com
Kelainan Bawaan (Kelainan Kongenital) adalah suatu kelainan pada struktur, fungsi maupun metabolisme tubuh yang ditemukan pada bayi ketika dia dilahirkan. Sekitar 3-4% bayi baru lahir memiliki kelainan bawaan yang berat. Beberapa kelainan baru ditemukan pada saat anak mulai tumbuh, yaitu sekitar 7,5% terdiagnosis ketika anak berusia 5 tahun, tetapi kebanyakan bersifat ringan.
Kebanyakan bayi yang lahir dengan kelainan bawaan memiliki orang tua yang jelas-jelas tidak memiliki gangguan kesehatan maupun faktor resiko. Seorang wanita hamil yang telah mengikuti semua nasihat dokternya agar kelak melahirkan bayi yang sehat, mungkin saja nanti melahirkan bayi yang memiki kelainan bawaan. 60% kasus kelainan bawaan penyebabnya tidak diketahui; sisanya disebabkan oleh faktor lingkungan atau genetik atau kombinasi dari keduanya.
• Kelainan struktur atau kelainan metabolisme terjadi akibat:
- hilangnya bagian tubuh tertentu
- kelainan pembentukan bagian tubuh tertentu
- kelainan bawaan pada kimia tubuh.
• Kelainan struktur utama yang paling sering ditemukan adalah kelainan jantung.
• Kelainan metabolisme
Biasanya berupa hilangnya enzim Contoh dari kelainan metabolisme adalah penyakit Tay-Sachs (penyakit fatal pada sistem saraf pusat) dan fenilketonuria. Penyebab lain dari kelainan bawaan adalah: atau tidak sempurnanya pembentukan enzim. Kelainan ini berbahaya bahkan bisa berakibat fatal, tetapi biasanya tidak menimbulkan gangguan yang nyata pada anak.
• FAKTOR – FAKTOR PENYEBAB KELAINAN PERKEMBANGAN PADA MANUSIA:
Kelainan perkembangan pada manusia secara umum di dipengaruhi beberapa faktor di antaranya sebagi berikut:
1. Faktor keturunan atau hereditas (genetik)
Faktor genetik dan kromosom Genetik memegang peran penting dalam beberapa kelainan bawaan. Beberapa kelainan bawaan merupakan penyakit keturunan yang diwariskan melalui gen yang abnormal dari salah satu atau kedua orang tua. Gen adalah pembawa sifat individu yang terdapat di dalam kromosom setiap sel di dalam tubuh manusia. Jika 1 gen hilang atau cacat, bisa terjadi kelainan bawaan.
2. Faktor sebelum lahir (pranatal)
• Teratogenik
Teratogen adalah setiap faktor atau bahan yang bisa menyebabkan atau meningkatkan resiko suatu kelainan perkembangan. Radiasi, obat tertentu dan racun merupakan teratogen.
Secara umum seorang ibu hamil sebaiknya:
- mengkonsultasikan dengan dokternya setiap obat yang dia minum
- Berhenti merokok
- tidak mengkonsumsi alkohol yang menyebabkan Sindroma alkohol pada janin; Sindroma in ditandai dengan keterlambatan pertumbuhan, keterbelakangan mental, kelainan pada wajah dan kelainan pada sistem saraf pusat.
- tidak menjalani pemeriksaan rontgen kecuali jika sangat mendesak.
Infeksi pada ibu hamil juga bisa merupakan teratogen. Beberapa infeksi selama kehamilan yang dapat menyebabkan sejumlah kelainan perkembangan :
- Sindroma rubella kongenital ditandai dengan gangguan penglihatan atau pendengaran, kelainan jantung, keterbelakangan mental dan cerebral palsy.
- Infeksi toksoplasmosis pada ibu hamil bisa menyebabkan infeksi mata yang bisa berakibat fatal, gangguan pendengaran, ketidakmampuan belajar, pembesaran hati atau limpa, keterbelakangan mental dan cerebral palsy
- Infeksi virus herpes genitalis pada ibu hamil, jika ditularkan kepada bayinya sebelum atau selama proses persalinan berlangsung, bisa menyebabkan kerusakan otak, cerebral palsy, gangguan penglihatan atau pendengaran serta kematian bayi
- Penyakit ke-5 bisa menyebabkan sejenis anemia yang berbahaya, gagal jantung dan kematian janin.
- Sindroma varicella kongenital disebabkan oleh cacar air dan bisa menyebabkan terbentuknya jaringan parut pada otot dan tulang, kelainan bentuk dan kelumpuhan pada anggota gerak, kepala yang berukuran lebih kecil dari normal, kebutaan, kejang dan keterbelakangan mental.
• Gizi
Menjaga kesehatan janin tidak hanya dilakukan dengan menghindari teratogen, tetapi juga dengan mengkonsumsi gizi yang baik. Salah satu zat yang penting untuk pertumbuhan janin adalah asam folat. Kekurangan asam folat bisa meningkatkan resiko terjadinya spina bifidatabung saraf lainnya. Karena spina bifida bisa terjadi sebelum seorang wanita menyadari bahwa dia hamil, maka setiap wanita usia subur sebaiknya mengkonsumsi asam folat minimal sebanyak 400mikrogram/hari.
• Faktor fisik pada rahim
Di dalam rahim, bayi terendam oleh cairan ketuban yang juga merupakan pelindung terhadap cedera. Jumlah cairan ketuban yang abnormal bisa menyebabkan atau menunjukkan adanya kelainan bawaan. Cairan ketuban yang terlalu sedikit bisa mempengaruhi pertumbuhan paru-paru dan anggota gerak tubuh atau bisa menunjukkan adanya kelainan ginjal yang memperlambat proses pembentukan air kemih.
Penimbunan cairan ketuban terjadi jika janin mengalami gangguan menelan, yang bisa disebabkan oleh kelainan otak yang berat (misalnya anensefalus atau atresia esofagus).
3. Faktor ketika lahir (Natal)
Persalinan yang berlangsung lama sehingga kehabisan cairan dan juga persalinan yang dibantu denga alat dapat menyebabkan gangguan syaraf contoh Anak lahir menggunakan forcep (alat bantu tang) atau bayi lahir premature
4. Faktor sesudah lahir (post natal)
Kelainan dapat di sebabkan karena sakit contoh Meningitis (peradangan selaput otak), kecelakaan, atau kesalahan dalam mengkonsumsi obat-obatan.
5. Lingkungan/Psikososial
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Metamorfosis adalah suatu proses biologi di mana hewan secara fisik mengalami perkembangan biologis setelah dilahirkan atau menetas, melibatkan perubahan bentuk atau struktur melalui pertumbuhan sel dan differensiasi sel. Beberapa serangga, amfibi, mollusca, crustacea, echinodermata, dan tunicata mengalami proses metamorfosis. Metamorphosis di bagi menjadi dua jenus yaitu : Metamorphosis sempurna (Holometabola) dan Metamorphosis tidak sempurna (Hemimetabola).Metamorphosis sempurna (Holometabola) memiliki tahap sebagai berikut : telur – larva – pupa - imago (dewasa) contohnya yang terjadi pada lalat, nyamuk, lebah, kupu-kupu dan katak. Metamorphosis tidak sempurna (Hemimetabola) memiliki tahap sebagai berikut : Telur - Nimfa - Imago (dewasa) Contohnya yang terjadi pada capung, belalang, dan jangkrik.
Kelainan dalam Perkembangan adalah sesuatu faktor yang menghambat perubahan – perubahan kearah yang lebih maju, lebih dewasa dan lebih matang pada mahluk hidup. Jenis-Jenis Kelainan Perkembangan: Autis, ADHD Attention-deficity/hyperactivity disorder, Gangguan Pendengaran atau Tuna rungu, Gangguan Penglihatan atau Tuna netra, Cerebral Palsym,Ketidakmampuan Intelektual (Retardasi Mental) dan Kelainan bawaan.
Kelainan perkembangan pada manusia secara umum di dipengaruhi beberapa faktor di antaranya sebagi berikut: Faktor keturunan atau hereditas, Faktor sebelum lahir (pranatal), Faktor ketika lahir (Natal), dan Faktor sesudah lahir (post natal).
B. Saran
Demikian pokok-pokok pikiran yang dapat kami sampaikan dalam makalah ini semoga dapat bermanfaat bagi pembacanya serta dapat menambah ilmu serta iman kita semua karena ilmu tanpa dilandasi iman akan menimbulkan kerusakan dan kesombongan, sedangkan Iman tanpa ditunjang ilmu akan lemah.
DAFTAR PUSTAKA
Suhendra, Adi “prosesmetamorfosis” http://www.adipedia.com/2011/04/proses-metamorfosis.html(diakses tanggal 10 oktober 2012)
Hasibuan, Rusli. “Metamorfosis katak dan kupu-kupu” http://biologigonz.blogspot.com/2009/12/metamorfosa-katakkupu.html (diakses tanggal 10 oktober 2012)
Adearisandi. “Metamorfosis belalang dan capung “ belalanghttp://adearisandi.wordpress.com/2012/02/28/metamorfosis-belalang-capung/(diakses tanggal 18 oktober 2012)
Hanifah, Rizka “kelainan perkembangan pada manusia” http://biologigonz.blogspot.com/2010/12/kelainan-perkembangan-catatan.html (diakses tanggal 10 oktober 2012)
Sarjono. “penyebab kelainan perkembangan http://artikelkesehatananak.com/penyebab-kelainan-perkembangan.html (diakses tanggal 18 oktober 2012)
izin baca + copas ya ... :)
thankyu sodara.
http://blog-nya-newbie.blogpspot.com/