MIKROBIOLOGI UDARA
Flora mikroba di udara bersifat sementara dan beragam. Udara
bukanlah suatu medium tempat mikroorganisme tumbuh, tetapi
merupakan pembawa bahan partikulat debu dan tetesan cairan, yang kesemuanya ini
mungkin di muati mikroba. Jumlah dan tipe mikroorganisme yang mencemari udara
di tentukan oleh sumber pencemaran dan dalam lingkungan; misalnya, dari saluran
pernapasan manusia disemprotkan melalui batuk dan bersin, dan partikel-partikel
debu, dalam tetes-tetes cairan berukuran besar dan tersuspensikanhanya
sebentar, dan dalam “inti tetesan”,
yang terbentuk bila titik-titik cairan berukuran kecil menguap. Organisme yang
memasuki udara dapat terangkut sejauh beberapa meter atau beberapa kilometer;
sebagian segera mati dalam beberapa detik, sedangkan yang lain dapat bertahan
hidup selama berminggu-minggu, berbulan-bulan, atau lebih lama lagi. Nasib
akhir mikroorganisme asal udara di atur oleh seperangkat rumit keadaan di
sekelilingnya, termasuk keadaan atmosfer, kelembaban, cahaya matahari dan suhu;
ukuran partikel yang membawa mikroorganisme itu; serta cirri-ciri
mikroorganismenya terutama kerentanannya terhadap keadaan fisik atmosfer.
Udara
merupakan habitat asli dari microbe tetapi udara di sekeliling kita sampai beberapa kilometer di
atas permukaan bumi mengandung bermacam-macam jenis mikroorganisme dalam jumlah
yang beragam. Mikrooganisme yang paling banyak berkeliaran di udara bebas adalah bakteri,jamur, dan mikroalga.
Kehadiran jasad renik dalam udara dalam bentuk vegetatif atau generatif (
umumnya spora ). Kelompok microbe yang paling banyak di temukan sebagai jasad
hidup yang tidak di harapkan kehadiranya
di udara, umumnya di sebut hidup yang tidak di harapkan kehadiranya di udara,
umumnya di sebut jasad kontaminan. Suatu
benda atau substrat yang di tubuhinya di nyatakan sebagai benda atau substrat
yang terkontaminasi Jasad
·
Bakteri: bacillus, staphylococcus,
streptococcus, pseudomonas, sarcina, dan lain sebagainya.
·
Kapang: Aspergillus, mucor, rhizopus,
penicillium, trichoderma, dan lain-lain
·
Khamir: candida, saccharomyces,
paecylomyces, dan sebagainya banyak jenis dari cendawa kontamina udara yang
bersifat Termofilik, yakni tahan
pada pemanasan tinggi, di atas 80’c, katahanan ini bila cendawan tersebut dalam
bentuk sepora. Hal ini terbukti walaupun suatu medium telah disterilkan, tetepi
di dalamnya tumbuh dan berkembang pula bakteri atau jamur yang tidak di harpkan
kehadiranya kandungan udara di dalam dan di luar ruangan akan berbeda. Tinggkat
pencemaran di dalam ruangan oleh mikrobe di pengaruhi oleh factor-faktor
seperti laju vantilasi, padatnya orang, sifat, dan taraf nasional kegiatan orang yang menempati
ruangan tersebut. Microbe terhembuskan dalam bentuk percikan dari hidung dan
mulut selama muntah-muntah bersin, batuk, dan bercakap-cakap. Debu dan
permukaan ini sebentar-bentar akan berada dalam udara selama berlangsungnya
kegiatan dalam ruangan tersebut.
Permukaan
bumi, yakni daratan dan lautan merupakan sumber mokrobe terbanyak yang ada
dalam atmosper. Angin menimbulkan debu dari tanah, partikel-partikel dari debu
tersebut membawa microbe yang menghuni tanah. Sejumlah besar air dalam bentuk
titik-titk air memasuki atmospir dari permukaan laut, dan kumpulan air alamiah
lainya. Di samping itu, ad alah Table 14.3
Tipe-tipe mikrooragnisme yang di isolasi dari udara
bagian atas
Tinggi
(feet)
|
bakteri
|
cendawan
|
1.500-4.500
|
Alcaligenes
bacillus
|
Aspergillus,Macrosporium, penicillium
|
4.500-7.500
|
bacillus
|
Aspergillus
cladosporium
|
7.500-10.500
|
Sarcina
bacillus
|
Aspergillus
hormodendrum
|
10.500-13.500
|
Bacillus
kurthia
|
Aspergillus
hormodendrum
|
13.500-16.500
|
Micrococcus
bacillus
|
penicillium
|
A.
Kandungan
Mikroba di dalam Udara
Meskipun tidak
ada mikroorganisme yang mempunyai habitat asli udara, tetapi udara di
sekeliling kita sampai beberapa kilometer di atas permukaan bumi mengandung
berbagai macam jenis mikroba dalam jumlah yang beragam.
1.
Udara di dalam
Ruangan
Tingkat pencemaran udara di daam ruangan oleh mikroba di pengaruhi
oleh factor-faktor seperti laju ventilasi, padatnya orang, dan sifat serta
taraf kegiatan orang-orang yang menempati ruangan tersebut. Mikroorganisme
terhembuskan dalam bentuk percikan dari hidung dan mulut selama bersin, batuk
dan bahkan bercakap-cakap. Titik-titik air yang terhembuskan dari saluran
pernapasan mempunyai ukuran yang beragam dalam mikrometer sampai millimeter.
Titik-titik air yang ukuranya jauh dalam kisaran micrometer yang rendahan
tingal dalam udara sampai beberapa lama tetap yag berukuran besar segera jatuh
ke lantai atau permukaan benda lain. Debu dari permukaaan ini sebentar-bentar
akan berada dalam udara selama
berlangsungnya kegiatan daam ruangan tersebut.
2.
Udara di Luar
(Atmosfer)
Permukaan bumi, yaitu daratan dan lautan merupakan sumber
kebanyakan mikroorganisme yang ada dalam atmosfer. Angin menimbulkan debu dari
tanah; partikel-partikel debu tersebut membawa mikroorganisme yang menghuni
tanah. Sejumlah besar air dalam bentuk titik-titik air memasuki atmosfer dari
permukaan laut, teluk, dan kumpulan air alamiah lainnya. Di samping itu, ada
banyak fasilitas pengolahan industri, pertanian, baik lokal maupun regional
mempunyai potensi menghasilkan arosol berisikan mikroorganisme, beberapa contoh
dapat di kemukakan berikut ini:
a.
Penyiraman air
irigasi tanaman pertanian atau daerah hutan dengan limbah air.
b.
Pelaksanaan
penebahan air skala besar.
c.
Seringan
“trickling-bed” di pabrik-pabrik pembersih air.
d.
Rumah
pemotongan hewan dan peleburan lemak.
Alga, protozoa,
khamir, kapang,dan bakteri telah diisolasi dari udara dekat permukaan bumi.
Contoh mengenai jasad-jasad renik yang di jumpai di atmosfer kota diperlihatkan
pada Tabel.
Tipe-tipe bakteri cendawan yang
diisolasi dari bagian atas.
Tinggi (meter)
|
Bakteri (genus)
|
Cendawan (genus)
|
1.500-4.500
|
Alcaligenes
bacillus
|
Aspergillus
Macrosporium
Penicillium
|
4.500-7.500
|
Bacillus
|
Aspergillus
Clasdosporium
|
7.500-10.500
|
Sarcina
Bacillus
|
Aspergillus
Hormodendrum
|
10.500-13.500
|
Bacillus
Kurthia
|
Aspergillus
Hormodendrum
|
13.500-16.500
|
Micrococcus
Bacillus
|
Penicillium
|
Contoh-contoh
udara tersebut diambil dari daerah perindustrian selama jangka waktu beberapa
bulan. Bagian terbanyak dari beberapa mikroflora asal-udara adalah spora
kapang; yang terutama ialah genus Aspergillus. Di antara tipe-tipe bakteri di
dapati bakteri pembentuk spora dan bukan pembentuk spora, basilus Gram positif,
kokus Gram positif, dan basilus Gram negatif.
B.
Jenis Mikroba Yang Ditemukan Di Udara
Selain gas, partikel debu dan uap air, udara juga mengandung
mikroorganisme. Di udara terdapat sel vegetatif dan spora bakteri, jamur dan
ganggang, virus dan kista protozoa. Selama udara terkena sinar matahari, udara
tersebut akan bersuhu tinggi dan berkurang kelembabannya. Selain mikroba yang
mempunyai mekanisme untuk dapat toleran pada kondisi ini, kebanyakan mikroba
akan mati. Udara terutama merupakan media penyebaran bagi mikroorganisme.
Mereka terdapat dalam jumlah yang relatif kecil bila dibandingkan dengan di air
atau di tanah. Mikroba udara dapat dipelajari dalam dua bagian, yaitu mikroba
di luar ruangan dan di dalam ruangan.
Pentingnya mikroorganisme udara telah dipelajari sejak 1799, di mana tahun
Lazaro Spallanzani berusaha untuk menyangkal teori “generatio spontanea”. Tahun
1837, Theodore Schwann, dalam percobaan untuk mendukung pandangan Spallanzani
memasukkan udara segar yang telah dipanaskan ke dalam kaldu daging steril dan
menunjukkan bahwa pertumbuhan mikroba tidak dapat terjadi. Louis Pasteur pada
tahun 1861 merupakan orang yang pertama menunjukkan bahwa mikroorganisme tumbuh
akibat kontaminasi dari udara. Dia menggunakan kapas khusus untuk menyaring
udara sehingga mikroba tidak dapat masuk ke dalam kaldu daging steril. Dia
secara mikroskopis menunjukkan keberadaan mikroorganisme dalam kapas. Dalam
percobaan menggunakan tabung berleher angsa, ia menunjukkan bahwa pertumbuhan
tidak bisa terjadi dalam media steril kecuali terdapat kontaminasi dari udara
yang tidak steril.
C. Faktor-Faktor
yang Mempengaruhi Keberadaan Mikroba Di Udara
Sejumlah faktor intrinsik dan lingkungan mempengaruhi dan distribusi jenis
mikroflora di udara. faktor intrinsik meliputi sifat dan keadaan fisiologis
mikroorganisme dan juga keadaan suspensi. Spora relatif lebih banyak daripada
sel vegetatif. Hal ini terutama karena sifat spora dorman yang
memungkinkan mereka untuk mentolerir kondisi yang tidak menguntungkan seperti
pengeringan, kurangnya nutrisi yang cukup dan radiasi ultraviolet. Demikian
pula spora fungi berlimpah di udara karena spora merupakan alat penyebaran penyebaran fungi.
Ukuran mikroorganisme merupakan faktor yang menentukan jangka waktu mereka
untuk tetap melayang di udara. Umumnya mikroorganisme yang lebih kecil
dapat dengan mudah dibebaskan ke udara dan tetap di sana selama jangka waktu
lama. Miselium fungi memiliki ukuran yang lebih besar dan karena itu tidak
dapat bertahan lama di udara. Keadaan suspensi memainkan peran penting
keberadaan mikroorganisme di udara. Semakin kecil suspensi, semakin besar
kemungkinan mereka untuk tetap berada di udara. Biasanya
mereka melekat pada partikel debu dan air liur. Mikroorganisme yang ada dalam
partikel debu di udara hanya hidup untuk waktu yang singkat. Tetesan yang
dibuang ke udara melalui batuk atau bersin juga hanya dapat bertahan di udara
untuk waktu singkat. Namun jika ukuran suspensi menurun, mereka dapat bertahan
lama di udara.
Faktor-faktor
lingkungan yang mempengaruhi mikroba udara adalah suhu atmosfer, kelembaban,
angin, ketinggian, dan lain-lain. Temperatur dan kelembaban relatif adalah dua
faktor penting yang menentukan viabilitas dari mikroorganisme dalam aerosol. Studi dengan Serratia marcesens dan E. coli menunjukkan bahwa
kelangsungan hidup udara terkait erat dengan suhu. Ada peningkatan yang
progresif di tingkat kematian dengan peningkatan suhu dari -18° C sampai 49o
C. Virus dalam aerosol menunjukkan perilaku serupa. Partikel influenza, polio
dan virus vaccinia lebih mampu bertahan hidup pada temperatur rendah, 7-24° C.
tingkat kelembaban relatif (RH) optimum untuk kelangsungan hidup mikroorganisme
adalah antara 40 sampai 80%. Kelembaban relatif yang lebih tinggi maupun lebih
rendah menyebabkan kematian mikroorganisme. Hampir semua virus mampu bertahan
hidup lebih baik pada RH 17 sampai 25%. Namun, virus poliomyelitis bertahan
lebih baik pada RH 80 – 81%. Kemampuan mikroba bertahan hidup lebih ditentukan
oleh RH dan suhu. Pada semua temperatur, kemampuan mereka untuk bertahan hidup
adalah pada RH ekstrem. Terlepas dari RH, peningkatan suhu menyebabkan
penurunan waktu bertahan.
Pengaruh angin juga menentukan keberadaan mikroorganisme di udara. Pada udara
yang tenang, partikel cenderung turun oleh gravitasi. Tapi sedikit aliran udara
dapat menjaga mereka dalam suspensi untuk waktu yang relatif lama. Angin
penting dalam penyebaran mikroorganisme karena membawa mereka lebih jauh.
Arus juga memproduksi turbulensi udara yang menyebabkan distribusi vertikal
mikroba udara. Pola cuaca global juga mempengaruhi penyebaran vertikal.
Ketinggian membatasi distribusi mikroba di udara. Semakin tinggi dari permukaan
bumi, udara semakin kering, radiasi ultraviolet semakin tinggi, dan suhu
semakin rendah sampai bagian puncak troposfer. Hanya spora yang dapat bertahan dalam kondisi ini, dengan demikian, mikroba
yang masih mampu bertahan pada ketinggian adalah mikroba dalam fase spora dan
bentuk-bentuk resisten lainnya. .
D. Jenis dan distribusi mikroba di udara
Kelompok
mikroba yang paling banyak berkeliaran di udara bebas adalah bakteri,
jamur (termasuk di dalamnya ragi) dan juga mikroalge. Kehadiran jasad hidup
tersebut di udara, ada yang dalam bentuk vegetatif (tubuh jasad) ataupun dalam
bentuk generatif (umumnya spora). Belum ada mikroba yang habitat aslinya di
udara. Pada sub pokok bahasan sebelumnya mikrooganisme di udara dibagi menjadi
2, yaitu mikroorganisme udara di luar ruangan dan mikroorganisme udara di dalam
ruangan. Mikroba paling banyak ditemukan di dalam ruangan.
Di bawah ini
merupakan beberapa jens gambar mikroba yang ada di udara
1. BACILLUS
2. SARCINA
3.PENICILIUM
E. Macam- macam penyakit yang ditularkan melalui udara
- Tuberkulosis atau TBC
Tuberkulosis
atau TBC adalah penyakit yang sangat mudah sekali dalam penularannya. Penderita
TBC biasanya mengalami batuk yang berkepanjangan sebagai gejala utama selama
beberapa minggu yang diikuti dengan demam tinggi. Biasanya demam menyerang pada
malam hari, namun ketika siang demam akan berkurang bahkan cenderung turun dan
akan datang lagi bila mulai menjelang malam. Orang yang terkena TBC, daya tahan
tubuhnya akan menurun secara drastis, nafsu makan berkurang, dan berat badan
juga menurun dengan sangat cepat, rasa lelah dan batuk-batuk. Ini terjadi jika
infeksi awal telah berkembang menjadi progressive tuberculosis yang menjangkiti
organ paru dan organ tubuh lainnya.
Dalam kasus
reactivation tuberculosis, infeksi awal tubercilosis (primary tuberculosis)
mungkin telah lenyap tetapi bakterinya tidak mati melinkan hanya “tidur” untuk
sementara waktu. Bakteri ini akan aktif apabila kondisi tubuh sedang tidak fit
dan dalam imunitas yang rendah. Bila penyakit ini semakin progresif maka
bakteri yang aktif akan merusak jaringan paru-paru dan berbentuk rongga-rongga
(lubang) pada paru-paru penderita, maka si penderita akan batuk-batuk dan
memproduksi sputum (dahak) yang bercampur darah. Bila tidak segera dilakukan
tindakan penanganan maka akan dapat menimbulkan kematian pada si penderita.
Penderita yang tidak berobat dapat menularkan penyakitnya kepada orang
disekitarnya.
Pada umumnya
penularan TBC terjadi secara langsung ketika sedang berhadap-hadapan dengan si
penderita, yaitu melalui ludah dan dahak yang keluar dari batuk dan hembusan
nafas penderita. Secara tidak langsung dapat juga melalui debu, Lamanya dari
terkumpulnya kuman sampai timbulnya gejala penyakit dari yang berbulan-bulan
sampi tahunan membuat penyakit ini digolongkan penyakit kronis.
Gejala umum
yang sering dirasakan adalah :
a. Batuk lama
lebih dari 30 hari yang disertai ataupun tidak dengan dahak
bahkan bisa disertai juga dengan batuk darah.
b. Demam lama
dan berulang tanpa sebab yang jelas (bukan tifoid, malaria, atau infeksi
saluran nafas akut), dan terkadang disertai dengan badan yang berkeringat di
malam hari.
c. Nafsu makan menurun dan bila terjadi pada anak maka terlihat gagal tumbuh serta
penambahan berat badan tidak memadai sesuai dengan usia anak tersebut.
d. Berat badan
menurun dengan drastis tanpa sebab yang jelas disamping karna nafsu makan yang
menurun, pada anak berat badan tidak naik dalam satu bulan walaupun sudah
dilakukan penanganan gizi.
e. Adanya pembesaran kelenjar seperti di leher atau ketiak.
Pencegahan
dan Penanganan Pengobatan TBC
TBC bisa
diobati, asalkan benar-benar mempunyai keinginan dan semangat yang besar untuk
sembuh. Dorongan dari keluarga dan orang
disekitar anda sangatlah diperlukan. Pemeriksaan yang intensif dan teliti serta
disiplin minum obat yang diberikan dokter harus dilakukan penderita agar
penyakit yang dideritanya segera sembuh. Pengobatan yang dilakukan dapat
bertujuan untuk menyembuhkan, mencegah kematian, dan kekambuhan.
Adapun obat
TBC yang utama adalah Isoniazid, Rifampisin, Pirazinamid, Streptomisin dan
Etambutol. Sedangkan jenis obat tambahan
yang sering digunakan adalah Kanamisin, Kuinolon, Makroloid, dan Amoksilin
dikombinasikan dengan Klavulanat. Pengobatan ini dilakukan selama 12 bulan
untuk keseluruhan. Faktor utama dari pada kesembuhan adalah prilaku dan
lingkungan dimana sipenderita itu tinggal, kedisiplinan dalam minum obat dan dan dukungan orang-orang disekitar si penderita.
Dalam proses penyembuhan, sipenderita harus minum obat sesuai dengan
petunjuk dan waktu yang telah ditentukan (6–12 bulan) berturut-turut tanpa
putus serta mengkonsumsi makanan-makanan yang bergizi. Selain petugas kesehatan
yang memantau dan mengawasi, keluarga juga di ajak turut serta dalam mengawasi
dan memastikan si penderita TBC meminum obat yang telah diberikan. Jika si
penderita tidak disiplin dan teratur dalam meminum obat, dapat mengakibatkan
kuman-kuman yang ada didalam tubuh akan menjadi kebal terhadap obat tersebut.
Dan apabila si penderita berhenti minum obat sebelum waktunya maka, batuk yang
sudah hilang akan timbul kembali dan kemungkinan kuman akan kebal dan TBC akan
sulit untuk disembuhkan.
Dilakukannya pengobatan selama 6–9 bulan karena, bakteri-bakteri
tuberkulosis memiliki daya tahan yang sangat kuat hingga berbulan-bulan
walaupun sudah terkena antibiotik. Kombinasi beberapa obat sangat diperlukan
karena untuk menghadapi kuman TBC yang berada dalam berbagai stadium dan fase
pertumbuhan yang cepat. Walaupun gejala-gejala sudah hilang, namun pengobatan
tidak boleh berhenti sampai batas waktu yang telah ditentukan. Selain obat
rekomendasi dari dokter, ada juga obat tradisional yang bisa digunakan yang
sudah sejak dahulu digunakan yaitu :
a. Sambiloto (Andrographis paniculata) : Daun kering digiling ditambah madu
secukupnya kemudian dibuat pil dengan diameter 0,5 cm. Satu hari dua kali
minum, setiap kali minum 15 – 30 pil.
b. Tembelekan : Lantana camara : bunga kering 6 – 10 gram ditambah tiga gelas
air lalu direbus hingga setengahnya. Gunakan untuk tiga kali minum setiap
harinya.
- Meningitis
Meningitis adalah peradangan yang terjadi pada meninges, yaitu membrane
atau selaput yang melapisi otak dan syaraf tunjang. Meningitis dapat disebabkan
berbagai organisme seperti virus, bakteri ataupun jamur yang menyebar masuk
kedalam darah dan berpindah kedalam cairan otak.
Pasien yang diduga mengalami Meningitis haruslah dilakukan suatu
pemeriksaan yang akurat, baik itu disebabkan virus, bakteri ataupun jamur. Hal
ini diperlukan untuk spesifikasi pengobatannya, karena masing-masing akan
mendapatkan therapy sesuai penyebabnya.
Meningitis yang disebabkan oleh virus umumnya tidak berbahaya, akan pulih
tanpa pengobatan dan perawatan yang spesifik. Namun Meningitis disebabkan oleh
bakteri bisa mengakibatkan kondisi serius, misalnya kerusakan otak, hilangnya
pendengaran, kurangnya kemampuan belajar, bahkan bisa menyebabkan kematian.
Sedangkan Meningitis disebabkan oleh jamur sangat jarang, jenis ini umumnya
diderita orang yang mengalami kerusakan immun (daya tahan tubuh) seperti pada
penderita AIDS.
Bakteri yang dapat mengakibatkan
serangan meningitis diantaranya:
1. Streptococcus pneumoniae
(pneumococcus).
2. Neisseria meningitidis
(meningococcus).
3. Haemophilus influenzae
(haemophilus).
4. Listeria monocytogenes
(listeria).
5. Bakteri lainnya yang juga
dapat menyebabkan meningitis adalah Staphylococcus aureus dan Mycobacterium
tuberculosis.
Tanda dan Gejala Penyakit Meningitis Gejala yang khas dan umum ditampakkan
oleh penderita meningitis diatas umur 2 tahun adalah demam, sakit kepala dan
kekakuan otot leher yang berlangsung berjam-jam atau dirasakan sampai 2 hari.
Tanda dan gejala lainnya adalah photophobia (takut/menghindari sorotan cahaya
terang), phonophobia (takut/terganggu dengan suara yang keras), mual, muntah, sering
tampak kebingungan, kesusahan untuk bangun dari tidur, bahkan tak sadarkan
diri.
Pada bayi gejala dan tanda penyakit meningitis mungkin sangatlah sulit
diketahui, namun umumnya bayi akan tampak lemah dan pendiam (tidak aktif),
gemetaran, muntah dan enggan menyusui.
Penanganan dan Pengobatan Penyakit
Meningitis
Apabila ada tanda-tanda dan gejala seperti di atas, maka secepatnya
penderita dibawa kerumah sakit untuk mendapatkan pelayan kesehatan yang
intensif. Pemeriksaan fisik, pemeriksaan labratorium yang meliputi test darah
(elektrolite, fungsi hati dan ginjal, serta darah lengkap), dan pemeriksaan
X-ray (rontgen) paru akan membantu tim dokter dalam mendiagnosa penyakit.
Sedangkan pemeriksaan yang sangat penting apabila penderita telah diduga meningitis
adalah pemeriksaan Lumbar puncture (pemeriksaan cairan selaput otak). Jika
berdasarkan pemeriksaan penderita didiagnosa sebagai meningitis, maka pemberian
antibiotik secara Infus (intravenous) adalah langkah yang baik untuk menjamin
kesembuhan serta mengurang atau menghindari resiko komplikasi. Antibiotik yang
diberikan kepada penderita tergantung dari jenis bakteri yang ditemukan.
Adapun beberapa antibiotik yang sering diresepkan oleh dokter pada kasus
meningitis yang disebabkan oleh bakteri Streptococcus pneumoniae dan Neisseria
meningitidis antara lain Cephalosporin (ceftriaxone atau cefotaxime).
Sedangkan meningitis yang disebabkan oleh bakteri Listeria monocytogenes
akan diberikan Ampicillin, Vancomycin dan Carbapenem (meropenem),
Chloramphenicol atau Ceftriaxone. Treatment atau therapy lainnya adalah yang
mengarah kepada gejala yang timbul, misalnya sakit kepala dan demam
(paracetamol), shock dan kejang (diazepam) dan lain sebagainya.
Pencegahan
Tertularnya Penyakit Meningitis
Meningitis yang disebabkan oleh virus dapat ditularkan melalui batuk,
bersin, ciuman, sharing makan 1 sendok, pemakaian sikat gigi bersama dan
merokok bergantian dalam satu batangnya. Maka bagi anda yang mengetahui rekan
atau disekeliling ada yang mengalami meningitis jenis ini haruslah
berhati-hati. Mancuci tangan yang bersih sebelum makan dan setelah ketoilet
umum, memegang hewan peliharaan. Menjaga stamina (daya tahan) tubuh dengan
makan bergizi dan berolahraga yang teratur adalah sangat baik menghindari
berbagai macam penyakit.
- Flu Burung
Avian Influenza atau flu burung adalah suatu penyakit menular yang
disebabkan oleh virus influenza H5N1. Virus yang membawa penyakit ini
terdapat pada unggas dan dapat menyerang manusia. Flu burung terkadang sulit
terdeteksi pada stadium awal, karena gejala klinis penyakit ini sangat mirip
dengan gejala flu biasa,antara lain demam, sakit tenggorokan, batuk, pilek,
nyeri otot, sakit kepala, dan lemas. Namun, dalam waktu singkat penyakit ini
dapat menyerang paru-paru dan menyebabkan peradangan (pneumonia). Jika tidak
dilakukan penanganan segera, pada banyak kasus penderita akan meninggal dunia.
Virus influenza H5N1 merupakan penyebab wabah flu burung pada unggas dan
memiliki sifat dapat bertahan hidup di air hingga empat hari pada suhu 22°C dan
lebih dari 30 hari pada 0°C. Penularan virus flu burung berlangsung melalui
saluran pernapasan. Unggas yang terinfeksi virus ini akan mengeluarkan
virus dalam jumlah besar di kotorannya. Manusia dapat terjangkit virus ini bila
kotoran unggas bervirus ini menjadi kering, terbang bersama debu, lalu terhirup
oleh saluran napas manusia.
Walaupun
secara umum virus H5N1 tidak menyerang manusia, dalam beberapa kasus tertentu
virus mengalami mutasi lebih ganas sehingga dapat menyerang manusia. Upaya
pencegahan penularan virus flu burung adalah senantiasa menjaga sanitasi
lingkungan. Pola hidup yang tidak menjaga kesehatan dan kebersihan lingkungan
akan mempercepat penyebaran virus ini. Selain itu, rajinlah mencuci tangan,
jangan sembarangan mengorek lubang hidung jika jemari belum dicuci dengan
sabun. Waspadai semua kotoran unggas
peliharaan, kandang, sangkar maupun kotoran burung liar.
- Pneumonia
Pneumonia atau yang dikenal dengan nama penyakit radang paru-paru ditandai
dengan gejala yang mirip dengan penderita selesma atau radang tenggorokan
biasa, antara lain batuk, panas, napas cepat, napas berbunyi hingga sesak
napas, dan badan terasa lemas.
Penyakit ini umumnya terjadi akibat bakteri Streptococus pneumoniae
dan Hemopilus influenzae yang berterbangan di udara terhirup masuk ke dalam
tubuh. Bakteri tersebut sering ditemukan pada saluran pernapasan, baik pada
anak-anak maupun orang dewasa. Selain dapat menimbulkan infeksi pada paru-paru,
bakteri berbahaya itu juga dapat mengakibatkan radang selaput pada otak
(meningitis) serta infeksi pembuluh darah yang amat fatal.
Kasus pneumonia banyak terjadi di daerah yang sistem sanitasinya buruk. Untuk
itu, menjaga kebersihan di lingkungan sekitar anda menjadi syarat utama agar
terhindar dari penyakit ini, selain membiasakan diri untuk hidup bersih dan
sehat. Biasakan mencuci tangan menggunakan sabun dan segera periksakan diri ke
dokter jika mendapati gejala tersebut di atas.
Bila ditemukan
banyak kasus pneumonia di suatu wilayah, sebaiknya segera lakukan upaya
preventif berupa kunjungan pemeriksaan dan penyuluhan dari rumah ke rumah oleh
petugas Puskesmas dan jika perlu melakukan pengobatan. Tutup mulut dan hidung
dengan menggunakan masker untuk mencegah masuknya kuman ketika berada di
wilayah endemik pneumonia.
- Sars
Sindrom
pernapasan akut parah atau Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS) merupakan
penyakit yang ditandai dengan gejala awal gangguan pernapasan berupa napas
pendek dan terkadang disertai batuk. Penyebab SARS adalah Coronavirus, yaitu
virus yang bersifat menular dan umumnya menyerang saluran pernapasan atas,
virus ini juga dapat menyebabkan flu. Penyebaran terbanyak penyakit ini adalah
di Asia, terutama Cina dan Hong Kong. Sementara itu, di Indonesia sendiri,
menurut data terakhir Badan Kesehatan Dunia (WHO) baru ditemukan 7 kasus
suspect, 2 kasus probable, dan belum ada satu pun kasus kematian akibat
penyakit ini (WHO, 21 Juli 2006).
Sars adalah
stadium lanjut dari pneumonia sehingga gejala awal yang dialami penderita juga
mirip dengan flu biasa. Namun, demam yang menyerang penderita SARS dapat
mencapai 38 derajat Celcius yang terkadang disertai dengan menggigil, sakit
kepala, perasaan lesu, serta nyeri tubuh.
Pada stadium
awal penyakit biasanya penderita akan mengalami gangguan pernapasan ringan
selama tiga sampai tujuh hari. Jika tidak segera diatasi, besar kemungkinan
penderita mengalami batuk kering yang dapat menimbulkan kekurangan oksigen
dalam darah. Pada beberapa kasus, penderita akan memerlukan napas bantuan
mengunakan ventilator (alat bantu pernapasan). Belum ditemukan vaksin untuk
mencegah penyakit ini, sehingga yang dibutuhkan adalah sikap waspada agar tidak
terjangkit. Beberapa cara yang dapat dilakukan antara lain:
Mencuci tangan sesering mungkin.
Bila bersentuhan dengan sesuatu yang banyak mengandung kuman atau kotoran,
gunakan alkohol untuk membunuh bakteri yang menempel di kulit.
Hindari menyentuh
mulut, mata, hidung dengan tangan yang kotor.
Gunakan masker apabila menderita batuk/pilek agar kuman dan bakteri tidak menyebar ke orang lain. Sebagian besar infeksi terjadi di rumah sakit, karena itu kurangi frekuensi mengunjungi ruangan dengan tingkat infeksi tinggi.
Gunakan masker apabila menderita batuk/pilek agar kuman dan bakteri tidak menyebar ke orang lain. Sebagian besar infeksi terjadi di rumah sakit, karena itu kurangi frekuensi mengunjungi ruangan dengan tingkat infeksi tinggi.
Tulisan yang sangat bagus. Supaya lebih bagus lagi, mohon dicantumkan sumbernya ya... Terima kasih
Tulisan yang bagus sekali. Supaya lebih bagus lagi, mohin dicantumkan sumbernya ya... Terima kasih...
tidak ada dapus? hasil copas ?